Monday, September 11, 2006

Pengertian Investasi

Pendahuluan

Ingatkah kita dengan ungkapan “Si kaya makin kaya“?

Tahukah kita bahwa ungkapan tersebut bukan hanya sekedar isapan jempol belaka?

Pernahkan kita membayangkan bagaimana mereka (si kaya) memperoleh kekayaannya dan tetap mampu menjaganya agar tumbuh dan berkembang?

Ataukah pernah kita mendapatkan gambaran tentang bagaimana mereka merencanakan keuangan sehingga mampu menyingkirkan kekhwatiran akan kehidupan di masa depan?

Tahukah kita bahwa setiap orang harus berinvestasi, dan tahukah kita dimana harus mulai dan kemana tujuan?

Bagi kalangan umum, istilah investasi mungkin dapat membawa bobot intimidasi tersendiri ketika mendengarnya dari pihak lain. Namun pada kenyatannya adalah investasi tersebut tidak serumit yang pernah dibayangkan oleh kebanyakan orang.

Investasi setidaknya dalam pandangan kami merupakan hal yang sangat mudah dipahami, kita hanya perlu mendapatkan gambaran secara umum dan mengenal beberapa istilah yang biasa digunakan dalam dunia tersebut.

Artikel ini ditujukan untuk menuangkan kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut ke tengah teras rumah anda dan kami menyajikannya dalam bentuk sepraktis mungkin sehingga anda bisa menikmatinya ketika santai di pagi atau sore hari sembari menikmati secangkir kopi atau teh!.

Namun bagaimanapun, kami juga harus menekankan sedari awal bahwa investasi bukanlah sebuah ”cara cepat untuk kaya”. Ia lebih kepada pengambilan kendali keuangan yang telah anda peroleh dengan susah payah. Dan itu tentunya memerlukan proses pembelajaran dan waktu lebih untuk bekerja. Tetapi yakinlah bahwa hasil dari upaya tersebut akan dapat melampaui jerih payah waktu dan stamina yang telah anda korbankan.

Bahkan lebih dari itu, seiring dengan tidak adanya orang yang mengetahui kondisi keuangan anda, maka tidak ada orang lain pula yang lebih tahu tentang kemana sebaiknya modal anda akan anda alokasikan. Pemahaman ini tentu kontras dengan pendapat umum dan kenyataan yang beredar di masyarakat, dimana anda biasanya diminta untuk menanamkan modal tanpa harus memiliki pengetahuan dan hanya menyerahkan kendali sepenuhnya ditangan profesional.

Dan mereka biasanya tidak mengetahui kepribadian, gaya hidup dan bidang ketertarikan anda.

Dalam sajian ini, kami berharap dapat membantu anda memahami apa itu investasi, seberapa besar potensi keuntungan yang anda peroleh melalui instrumen-instrumen yang ada. Bagaimana membangun investasi dan strategi yang harus anda ketahui sehingga anda dapat menyesuaikannya dengan diri anda.

Dengan demikian, pertanyaan aneh yang berangkat dari ketidakpahaman akan investasi akan menyingkir sendiri dari benak anda.

Sekali lagi, Nyamankan diri anda untuk membaca!

Pengertian investasi



Walaupun investasi mengandung arti yang luas yang selalu berhubungan dengan ekonomi dan keuangan, dan dikaitkan dengan keuntungan. Namun investasi tidaklah selalu berhubungan dengan segala cara untuk mendapatkan uang, sebagaimana halnya sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari.

Misalnya: ketika seseorang membayar sejumlah biaya tertentu (sogokan) agar ia dapat dijadikan sebagai karyawan di sebuah perusahaan (negeri/swasta). Dengan harapan akan memperoleh gaji setiap bulannya dan jaminan pensiun, ia beranggapan bahwa biaya yang ia harus bayar tersebut merupakan sebuah cara lain dari berinvestasi...

Tentu bukan penggunaan seperti ini yang kita maksudkan dengan istilah investasi. Ada banyak kasus lain yang akan menyusul masuk kedalam investasi jika kita mengikutsertakan pemahaman seperti diatas.

Kita perlu memberikan batasan yang jelas tentang investasi yang dimaksudkan dalam tulisan ini, untuk mendapatkan pemahaman yang sesuai, sebagaimana pengertian definisi sendiri adalah membatasi.

Investasi adalah aktifitas penempatan modal ke dalam sebuah usaha tertentu yang memiliki tujuan untuk memperoleh tambahan penghasilan atau keuntungan.

Kata-kata tambahan penghasilan atau keuntungan dalam definisi tersebut tentu cukup mewakili penjelasan dari contoh yang menyimpang di atas.
Working money

Dalam istilah yang lebih terkenal sekarang, investasi lebih terarah kepada mengaktifkan uang agar ia bisa bekerja untuk anda, bukan mengaktifkan diri anda agar anda bekerja untuk uang”.

Pendekatan ini mungkin jauh lebih sederhana dibanding yang lain.

Sebagian besar masyarakat kita hanya tahu jalan satu-satunya untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja. Dan ketika ingin mendapatkan penghasilan lebih setiap bulannya, maka kita juga harus mau mengorbankan waktu yang lebih pula.

Tidak ada yang salah dalam konsep ini. Hanya saja, pertanyaannya adalah seberapa banyak waktu yang mampu kita luangkan untuk mendapatkan tambahan penghasilan, mengingat ada batas yang cukup jelas tentang berapa lama perputaran jam terjadi sebelum hari esok tiba, tanpa harus mengangkat fakta bahwa penghasilan yang besar tidak akan berarti jika kita tidak memiliki waktu luang untuk menikmatinya.

Kita tidak mampu menciptakan duplikat diri kita dan mengirimnya bekerja, sehingga batasan yang diakibatkan oleh waktu dapat hilang begitu saja, bukan?

Bukan kita yang harus bekerja lebih, tetapi sesuatu yang merupakan milik kita yang harus dikirim untuk bekerja. Dan sesuatu itu adalah modal!. Kita perlu mengaktifkan modal agar ia bekerja dengan baik untuk kita. Sehingga dengan ini, kita tetap masih bisa bekerja kepada majikan kita dan modal kita dapat tetap juga bekerja kepada majikannya...

Sederhana bukan, dengan membuat uang bekerja, kita bahkan mungkin tidak akan terpengaruh akan pilihan peluang kenaikan gaji tahun depan atau mencari peluang kerja lain yang memiliki imbalan lebih tinggi.

Sarana dan Alasan Berinvestasi

Ada banyak cara yang dapat kita telusuri untuk melakukan investasi, termasuk dengan menanamkan dana ke sektor keuangan seperti obligasi, saham dan forex atau ke sektor riil seperti property, atau bahkan anda bisa memulai sebuah usaha sendiri dengan beragam alternatif yang ada. Keseluruhan sarana itu disebut sebagai alat investasi atau kendaraan investasi.

Masing-masing dari setiap alat investasi apapun bentuknya tanpa terkecuali memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing, yang sebisa mungkin akan kita bahas dalam bab selanjutnya.

Dan perlu diingat bahwa metode, sarana atau kendaraan investasi bukanlah merupakan hal terpenting.

Yang perlu kita camkan sebelum berinvestasi adalah working money , tujuan kita sebelumnya. Menempatkan dana agar ia bisa memberikan penghasilan tambahan kepada kita.

Walaupun hanya sekedar ide sederhana, namun ia merupakan konsep terpenting yang kita semua harus tahu.
Investasi bukan perjudian..

Sekarang ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa investasi sama halnya dengan perjudian. Dan kebingungan ini harus lepas dari diri kita sebelum melakukan investasi. Hal yang terpenting yang membedakan antara judi dengan investasi finansial adalah letak “tebakan dan perkiraan”, setidaknya ini adalah pandangan kami.

Menempatkan dana dan melakukan tebak-tebakan murni merupakan tindakan perjudian. Sementara menempatkan dana kita berdasarkan analisa dan perkiraan yang jelas adalah tindakan investasi.

Investasi sejati tidak akan terjadi jika tidak ada sebuah upaya dari sisi kita sendiri. Investor sejati, tidak dengan mudahnya membuang dana ke suatu tempat investasi yang acak. Ia melakukannya melalui sebuah analisa yang cermat dan teliti dan hanya akan menanamkan invetasinya berdasarkan alasan yang kuat dan perkiraan keuntungan yang mungkin di capai.

Betul memang masih tersisa resiko seperti halnya perjudian, dan tidak ada sedikitpun garansi yang pasti. Namun Investasi sama sekali tidak berurusan dengan disisi mana dewi keberuntungan berpihak!.
Kenapa Harus Berinvestasi?

Sudah jelas bahwa makhluk yang bernama manusia menginginkan uang lebih.

Merupakan hal yang mudah dicerna bahwa manusa melakukan investasi karena mereka menginginkan kebebasan finansial, keamanan dan kemampuan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya.

Investasi saat ini telah berubah menjadi sebuah kebutuhan baru bagi masyarakat internasional, sebab, impian dengan berkerja selama lebih dari 30 tahun dan pensiun dengan dana tunjangan yang besar sulit ditemukan lagi.

Era tersebut telah punah di negara-negara industri, dan negara kita selangkah lagi akan menyusul.

Dimanapun kita tinggal, Indonesia , Malaysia , Singapura atau bahkan di negara maju, AS atau Jepang, pemerintah-pemerintah telah mulai memperketat pengeluaran mereka. Hampir tanpa kecuali, pemerintah di seluruh dunia telah mengalihkan tanggungjawab kepensiunan dari tangan negara ke tangan masing-masing individu. Dan pertanyaan tentang seberapa aman hidup kita dalam 20 atau 30 tahun kedepan, masih belum bisa di jawab dengan pasti, kecuali oleh usaha kita sendiri..

Menyerah dan membuang kesempatan begitu saja, bukanlah tindakan yang bijak. Dengan perencanaan cermat kedepan, kita masih bisa mejamin kestabilan keuangan ketika masa pensiun tiba.

Nah, sekarang kita telah memiliki gambaran yang sama tentang investasi dan kenapa kita harus melakukannya. Sudah saatnya bagi kita untuk masuk ke pembahasan selanjutnya, mengenai bagaimana harus berinvestasi..

Sedikit menjadi bukit

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit....juga merupakan sebuah ungkapan yang sering kita dengar melalui orang-orang tua dahulu.

Jika ungkapan tersebut kita terapkan kedalam konsep investasi, maka pemahaman yang paling sesuai dengannya adalah menabung. Namun esensi yang paling utama dari pernyataan tersebut adalah kecil itu memiliki arti dan peran yang besar. Kecil itu merupakan kompenen inti dari sesuatu yang besar...kecil itu indah....

Sekali lagi, konsep ini sederhana tetapi juga tidak sesederhana itu.... sebuah contoh yang nanti akan kita ulas mungkin lebih dapat menjelaskan.

Sebelumnya, baiknya kita membahas satu konsep lain di bidang keuangan sebagai pengantar kita untuk membahas contoh yang tertunda tadi.

Compound Interest

Sebuah istilah investasi keuangan, yang menurut banyak orang sebagai salah satu dari keajaiban matematika. Bahkan si jenius, Albert Enstein, pernah mengatakan bahwa compound interest adalah “penemuan matematika terbesar sepanjang sejarah”.

Istilah ini tidak sesulit susunan hurufnya, malah karena sebegitu sederhananya, ia bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Compunding atau compound interest dapat merubah ‘uang pekerja' anda kedalam pola kerja yang indah, dan menjadi alat kuat sebagai penghasil keuntungan. Compounding adalah sebuah proses yang menghasilkan keuntungan dari sebuah aset investasi melalui tindakan investasi ulang, atau alokasi dana kembali.

Dan agar dapat bekerja, konsep ini membutuhkan dua hal dalam melakukan investasi ulang; yakni keuntungan dan waktu .

Semakin banyak keuntungan dan waktu yang kita berikan ke dalam investasi kita maka semakin tinggi percepatan potensi penghasilan yang akan kita peroleh dari nilai invetasi awal yang kita tanam.

Contoh, lebih memiliki gambaran yang jelas;

Jika kita menginvestasikan dana sebesar Rp. 100.000.000,- dengan tingkat bunga sebesar 12%, maka kita akan memperoleh 112.000.000,- tahun depan (100 juta x 1,12). Dan, jika kita tidak mengambil bunga Rp. 12.000.000,- tersebut dan mengalokasikannya kembali ke modal awal hingga tahun depan, maka kita akan memperoleh Rp. 125.440.000,- (112 juta x 1,12) di tahun kedua.

Ini berarti kita memperoleh dana lebih sebesar Rp. 1.440.000,- dibanding jika kita lebih memiliih menarik penghasilan bunga 12% di tahun pertama.

Jika perhitungan dilanjutkan hingga 5 tahun dengan asumsi sukubunga tetap, maka kita akan memperoleh jumlah sebesar Rp. 176.234.168,- dibanding dengan Rp. 160.000.000,- (+Rp.16.234.168). Tentu ini angka ini masih belum begitu mencengangkan juga.

Contoh kedua, kecil itu indah..

Budi dan Rudi berumur 30 tahun, dan mereka berencana untuk menginvestasikan dana masing-masing sebesar Rp. 100.000.000,- dengan sukubunga 12%, untuk hari pensiunnya yang direncanakan pada saat berumur 51 tahun. Budi menggunakan konsep Compounding sementara Rudi, lebih memilih mengambil bunga yang ia peroleh setiap tahunnya, untuk tambahan menambah pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Maka pada saat pensiun tiba, atau 21 tahun kemudian, ketika Budi dan Rudi sama-sama berumur 51 tahun, jumlah total investasinya akan sangat mencolok dan dengan efek yang sangat mencengangkan.

Budi pada saat itu telah memiliki dana sebesar Rp. 1.080.384.823,-, dari investasi awalnya {100.000.000 x (1,12) 21 =1.080.384.823,-}.

Bandingkan dengan Rudi yang masih tetap memiliki Rp. 100.000.000 dalam investasi tersebut.

Total pendapatan tambahan yang diperoleh Budi sebesar 980.384.823 ,- rupiah, sementara Rudi hanya mendapatkan total sebesar 252 juta rupiah, dengan selisih Rp. 728.384.823,-!!!.

Tidak hanya berhenti sampai disitu, yang menakjub kemudian adalah Budi pada masa pensiunnya akan memperoleh penghasilan dari investasi tersebut sebesar 129.646.000 rupiah setiap tahunnya. Sementara Rudi hanya 12 juta rupiah per tahun!.

Perumpamaan diatas digunakan untuk membuktikan faktor kekuatan pertama yakni bunga atau hasil keuntungan, sama halnya jika kita membandingkan dengan waktu (kekuatan compounding kedua) yang di perlukan, dan jelas bahwa semakin banyak waktu yang kita berikan bagi sebuah investasi, maka semakin besar potensi keuntungan yang kita peroleh di masa depan. Tentu akan berbeda, misalnya, jika Budi memulai investasi ketika berumur 25 tahun dibanding jika dia berinvestasi ketika berumur 30 atau 35 tahun.

Dan harus diingat bahwa: hanya dengan menginvestasikan ulang penghasilan kita dan memberikan jangka waktu-lah yang membuat konsep compounding berkerja. Dalam artian bahwa jika telah memilih untuk berinvestasi, maka kita harus siap menjauhkan tangan kita dari modal beserta bunganya.

MENGENAL DIRI

Mengenal diri sendiri memang merupakan masalah klasik, dan tekesan sebagai pernyataan yang menggurui. Namun dalam masalah berinvestasi, mengenal karakteristik dan menemukan strategi yang paling sesuai dengan dirinya adalah salah satu kunci utama yang menghasilkan kesuksesan.

Sebab, seluruh instrumen investasi secara teoritis dapat menghasilkan keuntungan bagi investor manapun, namun jika dilihat dari spesifikasinya yang khas, maka sebagian hanya cocok untuk beberapa katagori investor, sementara yang lain tidak.

Pembahasan kita kali ini bertujuan untuk mencari solusi yang paling sesuai dengan karakter individu, dan untuk memulainya, sebaiknya kita awali dengan mengenal tujuan investasi dan karakter investor.
Tujuan Investasi

Tanyakan kepada diri sendiri, apa tujuan kita melakukan investasi?

Tujuan yang ingin diperjelas disini bukan dimaksudkan agar uang kita aktif bekerja seperti tujuan dasar kita sebelumnya. Tapi lebih kepada hal-hal spesifik..

Apakah untuk jaminan pensiun, apakah untuk membayar tagihan bulanan, atau mengembangkan modal?

Pertanyaan tersebut sebaiknya dijawab dengan mempertimbangkan beberapa faktor dibawah ini;

Pertama adalah dari sisi investor; usia, penghasilan setiap bulan dan posisi dalam strata sosial saat ini.

Kedua adalah dari sisi bidang investasinya; Keamanan modal ketika ditanamkan dan keuntungan potensial yang dapat diperoleh.

Semakin tua seseorang, maka seharusnya semakin konservatif pula tujuan investasinya. Semakin kuat kondisi keuangan seseorang, maka semakin tinggi tingkat resiko yang bisa ditanggunya, sehingga investasinya semakin agresif. Dst...

Seorang janda atau duda yang berumur diatas 60 tahun memiliki tujuan investasi yang berbeda dibanding seorang anak muda yang masih berumur 30 tahun.

Duda atau janda tersebut, harus menjaga kestabilan nilai investasinya untuk bertahan hidup, sementara anak muda disisi lain, lebih memiliki potensi untuk menumbuhkan dan mengembangkan investasinya.

Si muda memiliki dua faktor terpenting yang mendukungnya dalam berinvestasi. “Dewi waktu dan dewi stamina saat itu tengah berpihak kepadanya”.

Si muda bisa mencari sumber pembayaran untuk memenuhi kebutuhan hariannya dari bidang lain, misalnya dengan bekerja. Sehingga, ia dapat melakukan investasi dengan cara yang jauh lebih agresif.

Sementara bagi janda dan duda, energi mereka besar kemungkinan tidak lagi dapat dipergunakan untuk bekerja, dan sumber pembayaran lain sulit ditemukan. Sehingga Investasi bagi mereka lebih tertuju untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membayar tagihan-tagihan.

Tujuan investasi juga dapat berbeda antara seorang miliarder dengan pasangan muda yang baru menikah.

Si miliarder, dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungannya di tahun depan mungkin tidak akan keberatan untuk menanamkam modal sebesar 1 miliar dalam industri property. Sebab baginya sepuluh atau bahkan seratus juta rupiah bukan merupakan hal besar dibanding total kekayaannya. Sementara bagi pasangan muda, menabung, memulai kredit rumah dan membeli perlengakapan rumah tangga merupakan fokus utamanya. Sehingga mereka berdua tidak bisa menginvestasikan dana nya ketempat yang memiliki spekulasi tinggi. Alat investasi yang mengandung resiko besar tidaklah cocok untuk mereka.
Karakter investor

Setiap instrumen atau kendaraan investasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan tingkat resiko yang berbeda pula. Sehingga seperti yang kita telah bahas sebelumnya, mengenali diri kita secara keseluruhan merupakan kunci dari kesuksesan, karena hanya dengan demikian kita mampu mencari instrumen yang sesuai dengan diri kita.

Apakah kita memiliki hobi panjat tebing, dan suka akan ketinggiannya?

Apakah kita menyukai motor/ mobil sport, dan sangat menikmati ketika memacunya dengan kecepatan penuh?

Ataukah kita lebih menyukai suasana santai ketika duduk disebuah taman, sembari membaca novel dan menikmati ketenangannya?

Gaya hidup mana yang sesuai dengan kita?

Inti dari pertanyaan diatas adalah sampai dimana batas resiko kita?

Toleransi resiko harus diketahui secara spesifik. Sebab, jika mengambil investasi dengan resiko yang melebihi batas toleransi, maka kita telah menempatkan diri dalam bahaya yang mengintai selama 24 jam. Dan kita tentu tidak mau hidup dalam serangan kekhawatiran dan stress secara konstan bukan?.

Kemudian, hal apa yang membuat kita tertarik akan sesuatu?

Salah satu karakteristik lain yang berpengaruh adalah, kertertarikan terhadap hal-hal detil dibanding sekedar mendapatkan gambaran umum saja. Sebagai contoh adalah ketertarikan terhadap riset investasi. Seseorang bisa saja lebih tertarik kepada investasi yang membutuhkan analisa mendalam, sementara yang lain hanya akan menikmati investasi dengan pengetahuannya secara umum saja tanpa harus melibatkan diri lebih dalam, atau bahkan tidak tertarik sama sekali.
Resiko

Mungkin sekarang sudah jelas gambarannya bagi kita, sebenarnya hal yang paling utama dalam menentukan investasi mana yang terbaik bagi investor adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuannya untuk menerima resiko.

Diatas kita telah membahas beberapa faktor penting yang dapat digunakan untuk menemukan batas toleransi resiko. Tetapi hal yang harus diingat sekali lagi adalah bahwa setiap individu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda, yang belum tentu sesuai dengan pembahasan diatas.


No comments:

Post a Comment


...

Dua cara menghasilkan uang gratis dari internet bersama Marketiva.com:

  1. Buka account, maka anda mendapatkan uang tunai $5, tradingkan sampai untung, maka keuntungan bisa anda tarik.
  2. Buka account, trading di desk virtual (uang mainan), apabila anda menjadi juara bulanan atau tahunan maka anda akan mendapat hadiah uang betulan sebesar $30 untuk master of the month, dan $500 untuk master of the year.

Anda tidak perlu memilih, kedua cara diatas bisa anda jalankan bersamaan untuk menghasilkan uang dari internet. Silakan buka account DiSiNi, dan lengkapi identifikasi dengan cara upload KTP atau Passport atau SIM anda agar nanti hadiahnya bisa anda tarik ke rekening bank atau ecurrency milik anda.